• Home
  • About Us
    • FAQs
  • Academics
    • Kindergarten
    • Elementary
    • Junior High
    • Curriculum & Assessment
  • School Calendar
  • Blog
  • Contact
    • Apply Now
021 2274 6300
[email protected]
Millennia World School
  • Home
  • About Us
    • FAQs
  • Academics
    • Kindergarten
    • Elementary
    • Junior High
    • Curriculum & Assessment
  • School Calendar
  • Blog
  • Contact
    • Apply Now

Blog

  • Home
  • Blog
  • Blog
  • Surat Cinta untuk Mas Nadiem Makarim

Surat Cinta untuk Mas Nadiem Makarim

  • Categories Blog, Uncategorized
  • Date August 15, 2021

Surat Cinta untuk Mas Nadiem Makarim
Oleh: Dr. Haidar Bagir,MA

Apa kabar, Mas? Semoga bersama keluarga, dan keluarga besar Kemendikbud Ristek, senantiasa sehat wal afiat dan terus dikaruniai kekuatan dalam menjalankan tugas sehari-hari.  Tentu penuh dinamika, menjalankan ‘kapal besar’ Kemendikbud Ristek dalam terpaan gelombang pandemi covid-19 saat ini.  Namun saya yakin, Mas Nadiem akan bisa melaluinya dengan baik.

Mas Nadiem yang terhormat, program Anda yang bernama 10 episode Merdeka Belajar adalah program yang brilian. Bukan basa-basi: komprehensif, dan fundamental. Terkait dengan itu, Mas Nadiem dan tim pasti sudah mempertimbangkan faktor keberagaman lembaga-lembaga pendidikan yang tersebar jauh antara Sabang dan Merauke, yang menjadi sasarannya. Namun, tampaknya hal ini masih perlu dipastikan. Kesannya, program ini baru bisa  menjangkau satuan pendidikan, organisasi, kampus, guru, kepala sekolah dan pemangku kepentingan lain yang kebetulan sudah memiliki kesiapan infrastruktur, Apalagi sebagian besar programnya masih akan dilakukan secara daring.

Mas Nadiem, tak perlu saya tegaskan bahwa dalam situasi pandemi saat ini, kita bersama memiliki kekhawatiran akan ancaman learning loss , terutama untuk anak-anak kita di wilayah akar rumput, pedesaan, daerah 3T, anak-anak dari keluarga kurang mampu, maupun anak-anak di perkotaan yang bersekolah di satuan pendidikan yang tidak memiliki sumber dana dan sumber daya mencukupi—yang sesungguhnya merupakan sasaran terbesar program pendidikan di negeri kita.

Saya yakin, Mas Nadiem sudah memiliki terobosan untuk mengatasi learning loss ini melalui beragam program yang sudah dijalankan. Mulai dari menyiapkan kebijakan yang terkoordinasi antar kementerian dan pemda, penyiapan kurikulum dalam kondisi khusus, penerbitan modul literasi dan numerasi, beragam panduan yang mendukung BDR (Belajar dari Rumah)/PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), dukungan paket data untuk peserta didik (yang belakangan tampaknya mulai seret), beragam kegiatan webinar pengembangan kapasitas Guru, bahan-bahan BDR dari TVRI (atau TV Edukasi), penyiapan platform Rumah Belajar, kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri, program untuk sekolah di wilayah 3T, program Kampus Mengajar  dan kegiatan berbagi praktik-praktik baik melalui  portal yang disediakan oleh Kemendikbuk Ristek, dan sebagainya. Tapi, ada kekhawatiran, beragam program ini lebih bersifat  ad-hoc yang belum bisa dipastikan efektivitasnya. Gaungnya— sebatas yang saya ketahui—tidak sekuat program Merdeka Belajar.  Padahal menurut hemat saya, penguatan BDR/PJJ untuk mengantispasi learning loss inilah yang paling mendesak dan tidak bisa ditawar.

Ya, negara harus benar-benar hadir untuk mengawal masalah raksasa yang ada di depan mata kita ini. Saya membayangkan, Mas Nadiem sowan ke Pak Jokowi dan mohon kepada beliau untuk menjadikan penanganan learning loss ini sebagai program strategis, yang barangkali harus ditangani oleh sebuah Satgas Nasional khusus. Saya juga membayangkan, akan sangat membantu jika Mas Nadiem, seperti Pak Doni Munardo sebelum ini,  lebih sering tampil di depan publik untuk memaparkan program-program konkret Kemendikbud Ristek terkait pandemi sambil membangkitkan optimisme di kalangan masyarakat.

Mas Nadiem, secara khusus saya ingin menitipkan juga soal besar keberlangsungan PAUD. Saat ini, di masa pandemi, banyak PAUD yang kesulitan mendapatkan murid karena orang tua merasa tidak cukup mendesak untuk memasukkan putra-putrinya ke PAUD karena menganggap belajar online tidak banyak bermanfaat. Apalagi kalau harus keluar uang untuk bayar SPP, dan sebagainya. Ini berpotensi memperburuk learning loss , apalagi ini menyangkut pendidikan anak di usia emas. Dan yang paling berbahaya adalah jika keengganan mengirim anak belajar di PAUD ini terjadi di kalangan masyarakat tidak mampu. Konsekuensinya bisa besar. Karena justru anak-anak inilah yang lebih butuh stumus-stimulus untuk perkembangan di masa-masa usia emasnya. Saya membayangkan, Mas Nadiem menggagas program nasional Kembali ke PAUD dengan melibatkan Bunda-bunda PAUD pada berbagai tingkatan.

Hal lain, penting juga keberpihakan kita kepada putra-putri yang memiliki kebutuhan khusus yang juga terdampak luar biasa. Mereka terpukul dua kali, Mas: memiliki kebutuhan khusus yang, dalam situasi normal saja tak cukup terpenuhi akibat  keterbatasan sarana pendidikan special needs dan mahalnya biaya, lalu terperangkap dalam masa pandemi yang menjadikan segalanya lebih terkendala lagi.

Mohon juga, bergandeng tangan dengan Mas Menteri Agama untuk mendiskusikan cara mengatasi permasalahan madrasah.  Mayoritas madrasah, yang umumnya lembaga swasta dengan sumber daya terbatas, ini memerlukan dukungan Mas Menteri berdua untuk mengatasi keterbatasan dan kesulitan yang mereka derita. Apalagi sekolah-sekolah ini menampung bagian besar anak-anak dari kalangan kurang mampu, yang banyak di antaranya berada di pedesaan.

Akhirnya, di penghujung surat ini, izinkan saya menyampaikan beberapa harapan:
-Lebih banyak turun gununglah, Mas.  Ya, kehadiran Mas Nadiem secara lebih sering di sebanyak mungkin ruang publik dan akar rumput – ke daerah, sekolah-sekolah, dan berbagai lembaga yang relevan di berbagai wilayah negeri kita – tentu dengan protokol kesehatan yang ketat –  sangat diperlukan untuk menangkap aspirasi akar rumput secara lebih lengkap, komprehensif, dan akurat. Langkah ini sekaligus bermanfaat untuk  menenun jaringan dan menjalin sinergi dengan sebanyak mungkin warga dan kelompok masyarakat negeri ini.
-Sowanlah, Mas. Sempatkanlah sowan-sowan ke NU, Muhamadiyah, MUI, PGI, WGI, PHDI, Permabudhi, Matakin, NGO-NGO dan CSO-CSO yang bergerak di bidang pendidikan lainnya. Sebanyak-banyaknya. Saya cukup sering mendengar (mudah-mudahan ini tidak benar), bahwa organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat, yang selama ini memiliki peran strategis ini, merasa kurang digandeng untuk urun rembug dan berpartisipasi  dalam membangun sistem pendidikan kita.
-Menyempurnakan gaya manajemen Kemendikbud .  Lebih 40  tahun rasanya, saya mengelola perusahaan yang saya dirikan dan miliki (Btw, saya juga lulusan Harvard, lho, Mas😊).  Seperti Mas, saya memiliki tim konsultan/tim ahli yang saya pilih dari orang-orang terbaik yang bisa saya dapatkan. Selain itu, saya juga sangat percaya dengan kemampuan tim konsultan dan juga outsource serta mitra.  Namun, Mas Nadiem tentu juga tahu, cara ini tak sepenuhnya cukup jika diterapkan pada ranah kebijakan publik. Selain raksasanya ukuran “pasar” dan wilayah serta keragaman luar biasa di dalamnya yang semuanya harus digarap, ada juga masalah kemiskinan dan keterbelakangan. Belum lagi tantangan kompleksitas budaya dan kerumitan politik. Hemat saya, perlu kiranya memperkuat tim yang ada dengan melibatkan sebanyak mungkin keterwakilan pemangku kepentingan dan keragaman tersebut.  Meski gaya manajemen perusahaan  tentu tetap diperlukan, tidak mungkin rasanya kebijakan pendidikan nasional dari sebuah bangsa – yang sedang berkembang, dengan ribuan pulau, dan lebih dari 260 juta penduduk dan ciri-ciri sedemikian – dikawal oleh sekelompok kecil ahli dan tim konsultan saja. Seberapa pun hebatnya mereka. Saya kira Mas Nadiem perlu mengintegrasikan juga ke dalamnya para ahli dan pihak-pihak yang betul-betul memahami dan berpengalaman menjadi pelaku pemberdayaan pendidikan di akar rumput: di pedesaan dan di wilayah 3T. Sehingga, bukan saja apapun kebijakan yang akan diambiil dapat sesuai dan menjawab kebutuhan seluruh lapisan dan beragam kelompok masyarakat. Yang tak kalah penting, bahkan amat sangat penting, seluruh lapisan itu akan memiliki sense of belonging yang kuat terhadap program-program Kemendikbud Ristek yang akan amat menentukan keberhasilannya.

Demikian Mas Nadiem, mohon maaf sekiranya ada ungkapan atau kalimat yang kurang berkenan. Surat ini sesungguhnya adalah wujud cinta saya kepada negeri ini dan seluruh warganya, juga harapan kepada cerahnya masa depan pendidikan Indonesia.

Tertanda,
Haidar Bagir*

*Haidar Bagir sudah puluhan tahun berkecimpung di bidang pendidikan Dasar, Menengah, dan Tinggi dengan mengembangkan 20-an sekolah di seluruh Indonesia, baik sekolah-sekolah di perkotaan maupun di pedesaan. Haidar Bagir juga adalah penulis lebih dari 20-an buku, antara lain Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia, Meluruskan Kembali Falsafah Pendidikan Kita.

WebAdmin

Previous post

4 ways to help children focus on what they can control
August 15, 2021

Next post

Setelah surat cinta saya untuk mas menteri Nadiem Makarim
August 30, 2021

You may also like

61b048a905ba4
Millennia World School Jadi Sekolah Pertama di Asia Tenggara yang Menerima Penghargaan Climate Action Project
1 April, 2022
1054033_720
Personalisasi Pembelajaran, Memastikan Murid Mencapai Versi Terbaiknya
21 March, 2022
Millennia World School honored with prestigious ‘Climate Action Project School of Excellence’ award
2 December, 2021

Tangerang Selatan, 8 November 2021.  Millennia World School was awarded the Climate Action Project School of Excellence. Only 250 schools globally were recognized because of their intense work on climate education in a whole-school approach. Millennia World School not only …

Search

Categories

  • Activities
  • Blog
  • Events
  • Fun
  • Games
  • Uncategorized
OUR FRAMEWORK

Our curriculum utilizes the full range of activities that are designed to enrich creative young minds. We use Finnish Waldorf Framework integrated with Indonesian National Curriculum, subjects are seamlessly integrated with each other providing nuance, context, understanding and deeper learning. Our deep and varied curriculum includes age-appropriate, rigorous academic work, as well as rich artistic experiences that combine to make learning an adventure, not a chore.

CONTACT US
  • Jl. Merpati Raya No.103, Sawah Lama, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15413
  • 021 2274 6300
  • 0821 1150 7100
  • [email protected]
  • [email protected]
    (For Applications)
Instagram Facebook Twitter Youtube
Millennia World School Long Logo
Millennia World School Building

© Copyright 2021 by Millennia World School

We use cookies on our website to give you the most relevant experience by remembering your preferences and repeat visits. By clicking “Accept”, you consent to the use of ALL the cookies.
Do not sell my personal information.
Cookie SettingsAccept
Manage consent

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may affect your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. These cookies ensure basic functionalities and security features of the website, anonymously.
CookieDurationDescription
cookielawinfo-checkbox-analytics11 monthsThis cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookie is used to store the user consent for the cookies in the category "Analytics".
cookielawinfo-checkbox-functional11 monthsThe cookie is set by GDPR cookie consent to record the user consent for the cookies in the category "Functional".
cookielawinfo-checkbox-necessary11 monthsThis cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookies is used to store the user consent for the cookies in the category "Necessary".
cookielawinfo-checkbox-others11 monthsThis cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookie is used to store the user consent for the cookies in the category "Other.
cookielawinfo-checkbox-performance11 monthsThis cookie is set by GDPR Cookie Consent plugin. The cookie is used to store the user consent for the cookies in the category "Performance".
viewed_cookie_policy11 monthsThe cookie is set by the GDPR Cookie Consent plugin and is used to store whether or not user has consented to the use of cookies. It does not store any personal data.
Functional
Functional cookies help to perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collect feedbacks, and other third-party features.
Performance
Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.
Analytics
Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.
Advertisement
Advertisement cookies are used to provide visitors with relevant ads and marketing campaigns. These cookies track visitors across websites and collect information to provide customized ads.
Others
Other uncategorized cookies are those that are being analyzed and have not been classified into a category as yet.
SAVE & ACCEPT